Evolusi Televisi dan Kemajuan Teknologi
Saat
 ini, sepertinya tidak ada yang tidak mengenal televisi. Di setiap 
rumah, hampir terdapat minimal satu unit televisi. Tidak dapat 
dipungkiri bahwa televisi saat ini menjadi suatu kebutuhan yang penting 
untuk dipenuhi. Secara tidak formal, di Indonesia televisi disebut 
sebagai TV, tivi, teve atau tipi.
Kata
 televisi seperti yang kita sebut saat ini berasal dari gabungan dua 
buah kata tele (τῆλε, “jauh”) yang merupakan bahasa Yunani dan visio 
(”penglihatan”) dari bahasa Latin.
Dari
 gabungan dua buah kata tersebut maka dapat dikatakan televisi merupakan
 telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Secara luas, 
televisi didefinisikan sebagai media telekomunikasi sebagai penerima 
siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (”hitam 
putih”) maupun warna.
Kegunaan
 yang paling utama dari televisi yaitu penyiaran televisi. Hal ini mirip
 dengan sistem penyiaran radio pada tahun 1920-an. Dengan menggunakan 
pemancar frekuensi, radio memiliki kemampuan yang tinggi untuk 
memancarkan gelombang televisi ke penerima gelombang televisi. Penyiaran
 TV pada umumnya disebarkan menggunakan pancaran radio VHF dan UHF di 
dalam saluran-saluran yang ditetapkan dalam jalur frekuensi 54-890 
megahertz.
Perkembangan
 teknologi menjadikan televisi mengalami evolusi. Saat pertama kali 
dibuat, teknologi yang digunakan dalam pembuatan televisi yaitu gabungan
 antara teknologi optic, mekanik dan elektronik untuk merekam, 
menampilkan dan menyiarkan gambar visual. Pada saat menjelang akhir 
tahun 1920-an, perkembangan berlanjut untuk menciptakan sistem 
pertelevisian yang hanya menggunakan teknologi optik dan elektronik 
saja. Inilah yang menjadi awal dari semua sistem televisi yang ada masa 
kini. Pada dasarnya, pengetahuan yang dapat diperoleh dari daya sistem 
teknologi mekanik yang paling penting yaitu pembangunan televisi 
elektronik yang sempurna.
Penggunaan
 televisi untuk pertama kalinya yaitu di Jerman pada tahun 1929. Pada 
tahun 1936, di Berlin disiarkan acara olimpiade oleh stasiun televisi di
 Berlin dan Leipzig. Siaran televisi tersebut membuat orang awam dapat 
menyaksikan acara-acara ajang olahraga secara langsung.
Awal
 masa televisi, kotak televisi elektromekanik dijual secara komersial 
dari tahun 1928 hingga 1934 di Inggris, Amerika Serikat dan Rusia. 
Televisi komersial yang pertama kali dijual oleh Baird di Britania Raya 
pada tahun 1928 yaitu televisi dalam bentuk penerima radio dengan 
ditambah oleh peralatan televisi yang terdiri dari tabung neon di 
belakang cakram berputar mekanik berlubang (cakram Nipkow) yang 
menghasilkan gambar kemerahan yang ukurannya setara dengan perangko pos.
 Ukuran tersebut dapat diperbesar lagi dengan lensa pembesar. Hebatnya, 
“Televisor” ciptaan Baird ini juga dapat digunakan tanpa radio. 
Televisor ini dijual pada tahun 1930–1933 yang merupakan penjualan 
televisi secara besar-besaran untuk pertama kalinya. Pada penjualan ini,
 kurang lebih 1.000 unit Televisor berhasil dijual.
Sekarang
 ini, sebuah kotak TV terdiri dari alat layar penampil gambar, antena 
atau input frekuensi radio (RF) yang berupa frekwensi VHF dan UHF, 
kemudian diolah oleh tuner dan pencari gelombang. Setelah itu diolah 
pemisah gambar dan suara, lalu gambar diolah dan diteruskan kelayar, 
sedang suara FM dipecah kanal R dengan L untuk menjadi stereo, diolah 
volume suaranya kemudian suara ini di sambungkan ke penguat akhir dan 
terakhir disambungkan ke speaker.
Perkembangan
 yang sangat signifikan dapat dirasakan yaitu perkembangan televisi dari
 segi teknologi penampil seperti CRT, LCD, Plasma, DLP dan OLED. Sebelum
 mengenal LCD TV, televisi-televisi di Indonesia didominasi oleh TV 
tabung atau CRT TV. Tabung sinar katoda (bahasa Inggris: cathode ray 
tube atau CRT) pada awalnya adalah sebuah dioda katoda-dingin, sebuah 
modifikasi dari tabung Crookes (sinar-X) dengan layar dilapisi fosfor, 
kadang kala dipanggil tabung Braun. Sinar katoda merupakan suatu aliran 
elektron kecepatan tinggi yang dipancarkan dari katoda yang dipanaskan 
dari sebuah tabung vacum. Dalam tabung sinar katoda, elektron-elektron 
secara hati-hati diarahkan menjadi pancaran, dan pancaran ini 
di”defleksi” oleh medan magnetik untuk men”scan” permukaan di ujung 
pandan (anode), yang sebaris dengan bahan berfosfor (biasanya berdasar 
atas logam transisi atau rare earth. Ketika elektron menyentuh material 
pada layar ini, maka elektron akan menyebabkan timbulnya cahaya.
Era
 TV Tabung yang sudah berpuluh tahun menjadi perangkat elektronik 
keluarga favorit untuk menghadirkan tayangan hiburan diperkirakan akan 
segera berakhir dalam beberapa waktu ke depan. Standar baru siaran 
digital yang saat ini sudah memasuki tahapan uji-coba di ibukota dan 
akan menyusul kota-kota lain dalam waktu dekat nampaknya memicu 
percepatan pergeseran untuk menggunakan perangkat TV Digital seperti 
Plasma TV, LCD TV, dan teknologi terbaru LED TV. Dengan demikian, maka 
era televisi tabung atau teknologi CRT (Cathode Ray Tube) sepertinya 
akan benar-benar berakhir.
Beralih
 dari TV tabung, dikenal pula Plasma TV. Plasma Display Panel (PDP) atau
 di Indonesia banyak dikenal sebagai Plasma TV adalah salah satu jenis 
teknologi dari TV layar datar yang memungkinkan bagi produsen untuk 
memproduksi TV Layar Datar dengan ukuran yang besar secara massal namun 
dengan harga yang cukup ekonomis.
Istilah
 PDP (Plasma Display Panel) itu sendiri berasal dari penggunaan sel 
Plasma. Sel plasma ini berupa lampu Fluorescent, yang digunakan sebagai 
dasar pencahayaan layar televisi tersebut. Sebuah Plasma TV memanfaatkan
 jutaan sel-sel plasma yang diletakkan diantara dua panel layar kaca. 
Setiap sel berisi kombinasi antara gas noble dan sejumlah kecil mercury 
yang kemudian diuapkan dan diberi aliran listrik sehingga mengakibatkan 
sel-sel plasma berpendar dan membentuk plasma. Warna dihasilkan dari 
fosfor yang terdapat di dalam sel tersebut. Di dalam setiap sel akan 
berisi fosfor 3 jenis warna utama, yaitu: Red, Green, dan Blue, yang 
biasa dikenal dengan sebutan RGB. Adanya perbedaan voltage yang 
diberikan pada tiap-tiap sel juga akan menghasilkan kombinasi dari warna
 yang ada.
Selain
 Plasma TV, muncul pula perkembangan yang semakin menenggelamkan 
popularitas CRT TV, yakni LCD TV. Berbeda dengan Plasma TV, pada 
dasarnya LCD TV bekerja dengan memproduksi gambar hitam dan berwarna 
dengan melakukan seleksi cahaya yang dipancarkan oleh serangkaian lampu 
teknologi CCFL (Cold Cathode Fluorescent Lamps) di belakang layar. 
Jutaan lampu tersebut akan dinyalakan dan dimatikan melalui LCD shutter 
dengan melewatkan cahaya putih dengan intensitas tertentu. Setiap 
shutter akan digabungkan dengan filter warna yang akan melewatkan warna 
Red, Green, dan Blue (RGB). Shutter dan Filter yang masing-masing 
merupakan sub-pixel ini berukuran sangat kecil, dan secara kasat mata 
membentuk gabungan yang disebut dengan pixel.
Pada
 evolusi selanjutnya, tercipta pula pengembangan dari LCD TV yang 
dinamakan LED TV. Pada dasarnya sebenarnya LED TV tidak jauh berbeda 
dari LCD TV. Televisi jenis ini menggunakan LED Backlight sebagai 
pengganti cahaya fluorescent yang digunakan pada jenis LCD TV 
sebelumnya. Ada dua macam bentuk LED TV yang beredar di pasaran: RGB LED
 dengan LED yang diletakkan di belakang panel layar, atau EDGE-LED 
dimana LED diletakkan di sekeliling layar. Tidak sedikit pula 
televisi-televisi yang sudah menggunakan hard panel sehingga layarnya 
tidak riskan terhadap goresan ataupun benturan ringan.
Seiring
 dengan perkembangan zaman, tidak menutup kemungkinan untuk perkembangan
 televisi. Perkembangan yang terjadi akan mengakibatkan evolusi televisi
 terus berlanjut. Sebagai manusia yang ingin maju, kemajuan teknologi 
ini, harus lebih memotivasi kita untuk berkembang dan jangan sampai jauh
 tertinggal oleh kemajuan teknologi.
Sumber :  
http://id.wikipedia.org/wiki/Televisi
http://www.diptara.com/2011/05/tv-tabung-mulai-ditinggalkan.html
http://www.ubaya.ac.id/ubaya/articles_detail/8/LED-TV-vs-LCD-TV-vs-Plasma-TV–mana-yang-pantas-dibeli-.html
http://www.infoservicetv.com/prinsip-kerja-crt-tv-dan-cara-memperbaiki-crt.html
http://erwinsn.blogspot.com/2010/03/plasma-tv-vs-lcd-tv-vs-led-tv_3410.html
mau tidak mau tv tabung akan tergeser dengen tv plasma, karena lebih praktis dan daya listrik akan lebih ngirit serta teknologi lebih canggih
ReplyDeletefm transmitter
pemancar radio
pemancar fm
pemancar tv
pemancar
lcd laptop